Rabu, 28 September 2011

Pegatan Katingan Kuala : Gerbang Ekonomi Kalteng


Pegatan adalah nama ibukota Kecamatan Katingan Kuala, yaitu Kecamatan yang berada di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Pegatan merupakan salah satu dari 13 kecamatan lain yang berada kabupaten Katingan dan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang perekonomian Kalteng khususnya untuk regional sungai Katingan. Berada pada posisi 113 051-113 0 20 1 BT dan 30161 LU Pegatan merupakan desa yang terapit oleh sungai,  selat, laut, dan pulau. Posisi geografisnya sangat menarik karena letaknya yang berada dipesisir selatan pulau Kalimantan ini berbatasan langsung dengan laut Jawa, sungai Katingan dan pulau yang bernama pulau Damar.



Sebagai kecamatan yang memiliki potensi besar, Katingan Kuala diharapkan bisa memaksimalkan beberapa sektor perekonomian seperti perikanan yang memiliki potensi usaha ikan laut, tambak ikan, pangkalan pendaratan ikan dan pengolahan hasil perikanan utamanya dari hasil laut seperti misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan dan ikan kering. Pengelolaan hasil laut yang dilakukan secara home industry seperti kerupuk udang dan kerupuk ikan, serta budidaya ikan kering Telang seperti ikan Telang, Kakap Batu, Sepat, Sembilang, Panting,Tenggiri dan lain lain.  Sebenarnya potensi perikana di daerah ini sangat menjanjikan, tetapi karena faktor geografisnya yang tidak memiliki transportasi darat menyulitkan distribusi produk perikanan tersebut ke daerah daerah lain di provinsi Kalimantan Tengah atau Kalimantan Selatan. Selain itu, kurangnya perhatian pemerintah Katingan dalam  mendukung industri perikanan di Pegatan menjadikan industri ini menjadi sangat lambat berkembang. 


Karena tidak ada transporatsi dan infrastruktur jalan menuju daerah perkotaan, alhasil hanya transportasi laut dan sungai yang menjadi aternatif utama tetapi itupun kadang-kadang menjadi masalah ketika gelombang laut tinggi dan cuaca buruk ditambah lagi mahalnya ongkos bahan bakar bersubsidi. Transportasi sungai pun belum bisa dikatakan efektif secara terus menerus karena sungai-sungai kecil di pedalaman Katingan yang menghubungkan dengan daerah lain, cenderung mengalami pasang surut air ketika sudah menjelang musim kemarau. 


Secara ekonomi, sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang mumpuni bagi warga Pegatan seharusnya cukup untuk mendongkrak perekonomian yang sempat terpuruk pasca berlakunya illegal loging dan pembalakan hutan didaerah Kalimantan Tengah khususnya daerah aliran sungai Katingan. Faktor teknis di lapangan khususnya ketika pendistribusian produk industri Pegatan keluar daerah-daerah di perkotaan menjadi kendala bagi penduduk Pegatan. Semoga permasalahan ini bisa menjadi catatan perencanaan pembangunan kedepan bagi provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Katingan. Jumlah penduduk Pegatan berjumlah 24.916 jiwa (sensus tahun 2010) yang tersebar di 2 Kelurahan utama dan 14 desa. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan, petani, dan pedagang, pekerja diperkebunan sawit dan ada pula yang menjadi PNS, Guru, dan Pengusaha Walet .


Profesi sebagai pengusaha Walet memang baru berjalan satu dasawarsa terakhir yaitu sejak tahun 1999. Dari rentang waktu tersebut sampai tahun 2015 pertumbuhan industri walet di Pegatan mengalami kenaikan yang sungguh fantastis. Hal ini pun mulai memunculkan harapan dan alternatif lain sebagai sebuah peluang usaha. Usaha walet di kecamatan Katingan Kuala memang masih tepusat di kelurahan Pegatan Hilir, tetapi 15 area kerja lainnya juga sudah mulai bermunculan rumah rumah budidaya burung Walet diantaranya,  Kelurahan Pegatan Hulu, Desa Kampung Tengah, Desa Kampung Keramat, Desa Sungai Kaki, Desa Kampung Baru, Desa Jaya Makmur, Desa Subur Indah, Desa Singam Raya, Desa Bangun Jaya, Desa Setia Mulia, Desa Makmur Utama, Desa Bumi Subur, Desa Bakung Raya, Desa Selat Baning dan Desa Sebangau Jaya. Industri Walet di Kecamatan paling selatan Kabupaten Katingan ini memliki potensi ekonomi regional yang sangat tinggi meskipun masih belum dikelola secara modern dan kompetitif. Sektor yang menjadi andalan kecamatan ini antara lain : Industri budidaya burung Walet , Sektor Pertanian dan Holtikultura, Sektor kelautan dan Perikanan.


Industri budidaya Walet memang sangat potensial dalam ekonomi Kalimantan Tengah meskipun masih dibutuhkan pengelolaan yang profesional dan kompetitif untuk menuju kearah tersebut. Selain tentunya dengan dukungan sektor-sektor lainya seperti pertanian dalam hal ini beras dan produk holtikultura atau buah seperti buah Semangka, Jambu Monyet, Mangga, Sawo dan Kelapa. Sektor Kelautan yang bisa menghasilkan produk kerupuk udang dan ikan serta variasi Ikan kering pun diharapkan bisa memberikan andil terhadap perekonomian masyarakat Pegatan. 



Masih banyak potensi lainnya tetapi memang sampai sekarang belum terlihat bisa dimaksimalkan yaitu Peternakan dan Konservasi Alam. Peternakan Sapi, Kambing, Ayam dan Ternak Ikan Tawar merupakan pilihan alternatif lain yang secara rasional memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena bahan pangan pendukungnya seperti rumput dan lahan kosong masih banyak tersedia. Konservasi alam pun menjadi hal yang sangat diperhatikan pasca merebaknya kampanye global warning oleh kaum pro lingkungan hidup dan pecinta habibat binatang seperti Greenpeace, Walhi, Conservation International Indonesia, dan WWF Indonesia.  Kalimantan dianggap sebagi pusat hewan, nabati dan tumbuh tumbuhan selain Brasil dan Nigeria. Para Non Governmental Organitation tersebut memiliki perhatian yang tinggi terhadap perlindungan flora dan fauna di Kalimantan apalagi posis kabupaten Katingan yang memiliki dua Taman Nasional yaitu, Taman Nasional Bukit Raya dan Taman Nasional Sebangau yang notabene memiliki keragaman hayati dan hewani. Hal ini tentu saja perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Katingan.